VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini memang
tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk dapat
menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat digunakan
untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu VoIP server
juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di perangkat PBX (Private
Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice Response (IVR), dan lain-lain.
Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan fasilitas tambahan untuk dapat
berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di internet. Ada beberapa SoftSwitch yang
dapat anda pilih untuk membangun jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki
lisensi gratis. Contoh dari VoIP server ini adalah Asterisk.
Packet Switch
Telepon analog yang biasa digunakan di rumah menggunakan teknologi Circuit
Switching. teknologi ini masih digunakan sebagai standar baku jaringan telepon
di beberapa negara termasuk indonesia meskipun jauh dari efisien.
Konsep dasar penggunaan Circuit Switching yaitu sebuah jalur komunikasi
akan dibuka dan dipesan selama terjadi komunikasi. Jalur komunikasi yang ada
akhirnya menjadi eklusif dimiliki oleh dua titik yang menggunakannya. Contoh,
anda tinggal di Jakarta dan hendak menelepon kerabat yang berada di Surabaya.
Selama proses komunikasi antara anda dan kerabat terjadi, jalur telepon dari
jakarta ke surabaya adalah eklusif milik anda dan lawan bicara. Alhasil biaya
pun memebengkak karena anda harus membayar jalur telepon tadi.
Konsep berbeda ditawarkan VoIP. Seluruh data yang lalu-lalang di Internet
menggunakan konsep Packet Switching. artinya jalur yang anda gunakan untuk
berselancar di internet bukan eklusif milik sendiri. Packet Switching
memungkinkan jalur data digunakan oleh banyak pengguna. Agar tidak salah
alamat, paket data diberi identitas khusus sehingga perangkat pendukung seperti
router dapat meneruskannya (switched) ke tujuan akhir. Packet Switch menjadi
alasan utama mengapa komunikasi suara menggunakan Internet Protocol (IP)
memiliki perbedaan biaya yang jauh lebih rendah.
Coder-decoder (Codec)
Agar apat melewati jalur Packet Switch dengan baik, VoIP memebutuhkan
proses coder dan decoder. Proses ini mengkonversi sinyal audio menjadi data
digital yang dipadatkan (kompresi) untuk kemudian dikirim lewat jalur internet.
Di titik lain, data dikembangkan lagi (dekompresi), dan diubah menjadi sinyal
analog.
Konversi codec bekerja dengan cara memotong bagian sinyal (sampling) audio
dalam jumlah tertentu perdetiknya. Sebagai contoh, codec G.711 melakukan
sampling audio sebanyak 64.000 kali per detiknya. Jika data hasil kompresi
berhasil diterima di titik lain, proses selanjutnya adalah melakukan perakitan
ulang. Data yang dirakit tidak selengkap data saat pertama kali dikirim, ada
beberapa bagian yang hilang. Akan tetapi bagian yang hilang sangat kecil
sehingga tidak terdeteksi oleh telinga manusia.
Codec juga bekerja menggunakan alogaritma tertentu untuk membantunya
memecah, mengurutkan, mngkompresi, dan merakit ulang audio data yang
ditransmisikan. Salah satu alogaritma yang populer digunakan dalam teknologi VoIP
adalah CS-ACELP (Conjugate-Structure Algebraic-Code-Excited Linear Prediction).
Pemilihan codec sangat berpengaruh pada penggunaan bandwidth jaringan
nantinya. Makin baik codec melakukan sampling, makin efisien juga jalur yang
digunakan. Kualitas akhir suara juga harus diperhatikan agar tidak sekadar
cepat, codec juga harus menghasilkan sinyal audio yang baik. Beberapa codec
lainnya : G.723.1, G.729, G.726, G.728, GSM, iLBC
0 comments:
Post a Comment